Kita berdua telentang di jok kita masing-masing, dengan kemaluan kita yg masih terbuka. Kita saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Neng Noeryanti meremas tangan kiriku, aku tidak tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yg telah kita lakukan. Sesudah istirahat sejenak, Neng Noeryanti mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yg belepotan di perut dan kemaluanku. Neng Noeryanti membersihkannya secara mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal aku.
“Neng. Jangan digoda lagi lho, kalo ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda.
“Coba aja kalo berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV. Sesudah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CELANA DALAM-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yg kusut. Sementara aku juga merapihkan kembali celana aku. Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke aku penuh bahagia.
“Neng.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi. ” aku mengingatkan.
“Pasti donk, mana sih yg gag pengin sarang burungnya dimasukin burung. ” canda dia.
“Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Neng..?” godaku.
“Pasti enak kok kalo udah lama. ” jawab dia. Sesudah kita semua rapih, Neng Noeryanti aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri aku untuk mendekap dia dan tangan kanan aku untuk pegang stir. Sesampainya di rumah Neng Noeryanti, cuaca masih gerimis. Neng Noeryanti menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.
“Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu. ” ajak Neng Noeryanti.
“Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?”
Sampai di dlm rumah Neng Noeryanti, ternyata Paino tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Neng Noeryanti, katanya Paino hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.
“Vi, ternyata Paino malam ini gag pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Paino. ” pinta Neng Noeryanti sambil senyum penuh arti. Aku tahu kemana arah pembicaraan Neng Noeryanti.
“Gag mau kalo tidur di kamar Paino, aku takut sendirian. ” godaku.
“Emangnya takut sama siapa..?”
“Ya takut kalo Neng Noeryanti nanti gag nyusul ke kamarku. “
“Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti ada yg denger. ” Neng Noeryanti cemberut, takut kalo ada yg dengar.
“Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Paino, kalo nanti malam aku dimakan semut, jangan heran lho Neng..!” aku pura-pura merajuk.
“Gag usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalo semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, gag aku kunci kamarku. ” bisik Neng Noeryanti pelan.
“Siip dach..!” aku ceria dan langsung pergi mandi.
Habis mandi, tubuh aku terasa segar kembali. Aku langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di dlm kamar aku membaygkan apa yg akan aku lakukan nanti sesudah berada di kamar Neng Noeryanti. Aku akan bercinta dengan orang yg sudah bertahun-tahun aku idamkan. Jam di kamar aku menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yg terakhir nonton TV sesudah acara Srimulat yg merupakan acara kegemaran Bi Inah.
Untuk mempelajari suasana,gairahsex.com aku keluar pura-pura pergi ke kamar mandi. sesudah benar-benar sepi, aku mengendap-endap masuk ke kamar Neng Noeryanti. Lampu di kamar Neng Noeryanti remang-remang. Neng Noeryanti tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yg semakin memperindah lekuk tubuh Neng Noeryanti. Tubuh Neng Noeryanti yg mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar aku dekap tubuh Neng Noeryanti yg sedang telentang bagaikan landasan yg sedang menunggu pesawatnya mendarat. Neng Noeryanti aku dekap hanya tersenyum sambil berbisik,
“Sudah gag sabar ya..?”
“Ya Neng, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..”Aku cium belakang telinganya yg mungil dan ranum, setelah itu ciuman aku bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yg mungil dan juga ranum. Kedua tangan Neng Noeryanti mendekap erat di leher aku. Tangan aku yg kiri aku letakkan di bawah kepala Neng Noeryanti untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan aku gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan aku gunakan untuk meremas-remas lingkaran luar buah dadanya, dan ternyata Neng Noeryanti sudah tidak memakai BH lagi.
Erangan-erangan lembut Neng Noeryanti mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yg cukup baik,gairahsex.com karena kekenyalan susu Neng Noeryanti kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan aku geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya aku gunakan untuk mengusap kemaluannya. Ternyata Neng Noeryanti juga sudah tidak memakai CELANA DALAM, sesampai kemaluannya yg bulat dan mononjol, dan kelembutan rambut kemaluannya dapat aku rasakan dari luar dasternya.
Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluas-luasnya tangan aku untuk membelai-belai kemaluannya. Ciuman aku beberapa saat mendarat di bibirnya, setelah itu aku alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya,gairahsex .com dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Aku ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yg sudah mengacung. Saat lidah aku menyium sampai ke putingnya, nafas Neng Noeryanti kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.
“Uuuccghh.. Allvii..!”Tali daster yg menggantung di pundaknya, aku pelorotkan sesampai menyembullah kedua bukit kembarnya yg kenyal, dengan kedua putingnya yg sudah mengacung dan tegang.
Aku ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan aku jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan aku secara bersamaan membelai-belai kedua selangkangannya, yg terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan aku. Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kemaluannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya. Jari tengah aku gunakan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yg sudah sangat basah. Aku usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Neng Noeryanti semakin menikmati belaian lembut klitorisnya.
Bibir kemaluannya semakin merekah dan semakin basah. Lidahku masih menari-nari di kedua putingnya yg semakin keras, jilatan lidah aku memberikan sensasi yg kuat bagi Neng Noeryanti. Terbukti dia semakin erat meremas rambut aku, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.
“Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..”Aku jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan aku. Sesudah aku puas menciumi susunya, ciuman aku geser ke arah perutnya, aku jilati pusarnya, kembali Neng Noeryanti sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus aku geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, setelah itu ciuman aku arahkan ke rambut kemaluannya yg lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Neng Noeryanti menggelinjang-gelinjang. Aku buka bibir kemaluannya yg merekah, aku ciumi dan jilati seputar bibir kemaluannya, terus lidah aku diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian aku gigit, terkadang aku hisap klitorisnya.
Setiap sentuhan lidah aku menjilat pada klitorisnya, tangan Neng Noeryanti menjaneng rambut aku. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yg dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher aku, dan kicaunya semakin tidak karuan,
“Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..”Cairan yg keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yg keluar dari mulut Neng Noeryanti semakin kacau. Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Neng Noeryanti semakin kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala aku. Aku mengerti kalo saat ini detik-detik orgasme akan segera melanda Neng Noeryanti. Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Neng Noeryanti, maka kedua putingnya aku usap-usap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba,
“Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”Aku tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengah-engah, Neng Noeryanti bangun dan duduk. “Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Neng Noeryanti sambil menidurkan aku telentang. Gantian Neng Noeryanti telungkup di samping aku. Tangannya yg lembut sudah mulai mengelus-elus gagang kemaluan aku yg sudah sangat tegang. Mulutnya yg mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Aku merasa sedikit kegelian saat dicium puting aku.
Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya aku rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal aku. Ternyata Neng Noeryanti mulai mengocok dan mengulum kejantanan aku. Neng Noeryanti mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal aku. Kepala kemaluan aku dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yg lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki aku terasa ada getaran listrik yg menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh aku.
Kepala Neng Noeryanti yg naik turun mengocok kejantanan aku yg aku bantu pegangi dengan kedua tangan. Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh gagang keperkasaan aku. Seluruh pori-pori tubuh aku seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yg menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan aku.
Getaran-getaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan aku menjadi seolah tanggul yg menahan air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba aku menjerit.
“Mmmbbakk Ningggruumm.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”Mendengar aku mengerang mau keluar, mulut Neng Noeryanti tidak mau melepaskan gagang kejantanan aku, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Neng Noeryanti menyedot-nyedot cairan yg keluar dari rudal aku dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yg tersisa. Gagang kemaluan aku dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Neng Noeryanti sangat ahli dlm permainan oral. Nafas aku sedikit tersengal, tubuh sedikit lemas, karena seakan-akan semua cairan yg ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Neng Noeryanti. Neng Noeryanti tersenyum puas sambil menggoda,
“Gimana rasanya..?”
“Waduh.., Neng luar biasa..” jawabku sambil masih terengah-engah.
“Gag kalahkan dengan yg muda..?” kata Neng Noeryanti dengan berbangga.
“Yaa jelas yg lebih pengalaman donk yg lebih nikmat.” Kita istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Neng Noeryanti memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan aku, membuat rasa geli di sekujur tubuh.
Tangannya kembali meremas-remasgagang kemaluan aku. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan aku langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat gagang keperksaan aku dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Neng Noeryanti kelihatan berseri-seri. Sambil tangannya tetap mengocoknya, kita saling berciuman. Bibir Neng Noeryanti yg mungil memang sangat merangsang semua laki-laki yg melihatnya. Ciuman yg lembut dengan usapan-usapan tangan aku ke arah putingnya, membuat birahi Neng Noeryanti juga cepat naik. Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Neng Noeryanti disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerak-gerak, pertanda birahinya menggebu-gebu. Aku usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Neng Noeryanti sudah sangat basah.
“Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya.., ” pikir aku dlm hati. Neng Noeryanti menarik-narik punggung aku, seakan-akan memberi kode supaya senjata rudal aku segera dimasukkan ke sarangnya yg sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.
“Ayo dong Vi..! Cepetan, Neng sudah gag tahan nich..!”Alat vitalku sudah semakin tegang, dan aku sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Neng Noeryanti yg mungil. Aku sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan aku di bibir kemaluannya. Kelihatan sekali kalo Neng Noeryanti menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yg baru pertama kali main senggama. Sesudah menyapukan kepala rudal aku beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya aku masukkan burung aku ke sarangnya dengan sangat perlahan.
Kedua tangan Neng Noeryanti meremas pundak aku. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Neng Noeryanti sangat menikmati proses pemasukan gagang kejantanan aku ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar saat kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Aku diamkan beberapa saat rudal aku terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Neng Noeryanti merasakan rudal kenikmatan dengan baik.
Aku pompakan gagang kejantanan aku ke liang senggama Neng Noeryanti dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang gagang kejantanan aku, dan satu kali tusukan penuh seluruh gagang kejantanan aku sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Neng Noeryanti merancau tidak karuan. Setiap kali tusukan aku penuh sampai ujung, aku kocok-kocokkan kejantanan aku beberapa lama, akhirnya aku rasakan kaki Neng Noeryanti melingkar kuat di pinggang aku. Kedua tangannya mencengkram punggung aku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh tubuhnya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang,
“Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”Gagang kemaluan aku terasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasan-remasan pada rudal aku yg sangat kuat, membuat pertahann aku juga seakan makin jebol dan akhirnya,
“Ccrroot.. croot.. crrot..!” aku juga keluar. Sesudah permainan itu, aku sering melakukan hubungan seks berkali-kali, bisa seminggu dua kali aku melakukan hubungan seks dengan Neng Noeryanti. Ternyata nafsu seks Neng Noeryanti cukup besar, kalo satu minggu aku tidak bermain seks dengan Neng Noeryanti, pasti Neng Noeryanti akan main ke rumah, ataupun sesudah bekerja, dia akan menelpon aku di kantor untuk meminta jatah. Aku melakukan hubungan seks dengan Neng Noeryanti bisa dimana saja, asal tempatnya memungkinkan. Baik di rumah aku, di rumah dia, di hotel, di mobil, di garasi, di kamar mandi sambil berendam di bath-tub, di dapur sambil berdiri, bahkan aku pernah bermain seks di atas kap mesin mobil aku. Ternyata berhubungan seks itu kalo dengan perasaan agak takut dan terkadang tergesa-gesa, memberikan pengalaman tersendiri yg cukup mengasyikkan.
Tamat
ceritadewasa , cerita seks , film semi , cerita semi , nonton semi , seks, cerita seks, dewasa, cerita dewasa, detik, ceritasex68, majalah dewasa, kisah nyata, cerita dewasa abg, cerita dewasa perawan, cerita hot, cerita dewasa selingkuh, cerita panas, cerita sex, cerita sex bokep, cerita bokep, cerita sex tante, kisah mesum kisah seks, tante girang, Cerita 17 Tahun, Cerita Basah, Cerita Bokep, Cerita Daun Muda, Cerita Dewasa, Cerita Enak, Cerita Lendir, Cerita Ngentot, Cerita Ngewe, Cerita Porno, Cerita Sedarah, Cerita Seks, Cerita Selingkuh, Cerita Sex